Suatu
malam Jum’at Kliwon. Suasana malam itu sangat dingin. Jadwalnya para hantu
untuk menakut-nakuti manusia. Miss
Kunti pun tak mau ketinggalan. Sejak pukul 9 malam, dia sudah stand by di atas
pohon kesemek yang rindang di perempatan dekat kuburan. Menunggu korban yang
akan lewat di jalan yang terkenal angker itu.
Dari
kejauhan, tampak dua orang cowok berjalan ke arah perempatan jalan itu. Mereka
adalah Gito dan Rodi.
“Hmm…
sasaran empuk nih,” pikir Miss Kunti. “Akan kubuat mereka ketakutan sampai
terkencing-kencing,”
Miss
Kunti pun menunggu di atas pohon dengan posisi siap menakut-nakuti dua orang
itu.
“To,
kabarnya di perempatan jalan dekat kuburan itu angker lho, “ ucap Rodi pada
kawannya ketika mereka hampir sampai di dekat perempatan.
“Masa
sih? Emang ada apa?” tanya Gito.
“Kabarnya,
suka ada kuntilanak dari pohon kesemek itu,” jawab Rodi sereya menunjuk pohon
kesemek yang rindang itu. “Gossipnya lagi, tuh kuntilanak seneng banget
nakut-nakutin orang lewat,” tambah Rodi.
“Kata siapa?” tanya Gito lagi.
“Kata
yang pernah ngelihat,’ jawab Rodi.
“Ah…
itu kan, katanya. Belum tentu ada beneran. Bisa aja kan, itu cuma gossip aja,”
sahut Gito yang memang nggak percaya sama hal-hal yang berbau gaib.
“Tapi
To, kalau ada beneran, gimana?” tanya Rodi ketakutan.
Gito
mengibaskan tangannya. “Alah… nggak mungkin..!” ucapnya.
Kedua
cowok itu pun meneruskan perjalanan mereka. Sesampainya di dekat pohon kesemek,
mereka terkejut mendengar suara tawa yang begitu nyaring dari arah pohon
kesemek.
“Tuh
kan, To…. Ada beneran..” ujar Rodi gemeteran.
“Ah…
mungkin cuma suara dari tv penduduk,” balas Gito mencoba menenangkan dirinya
sendiri. Padahal hatinya ciut juga
mendengar suara itu.
“Disini
mana ada penduduk.....!! Ada juga 200 meter dari sini, ma..mana mungkin suara
tv-nya kedengeran sampai sini!” balas Rodi semakin merapatkan tubuhnya pada
Gito.
Suara
tawa Miss Kunti terdengar semakin keras dan membahana. Gito dan Rodi semakin
mengkeret.
“Tapi,
aku nggak lihat ada siapa-siapa tuh! Jangan-jangan ada yang ngerjain kita
nih?!” ucap Gito mencoba menenangkan dirinya sendiri. Matanya melihat ke arah
pohon kesemek. Apakah benar-benar ada kuntilanak di sana?
Miss
Kunti yang merasa tertantang dengan ucapan Gito, langsung menampakkan dirinya
dengan duduk di salah satu cabang pohon yang bisa dilihat oleh kedua orang itu.
Demi
melihat kemunculan Miss Kunti, kedua cowok itu spontan teriak bersamaan. Lutut
mereka gemetar. Mau lari, kaki rasanya kaku tak bisa bergerak. Mereka hanya
bisa berdiri berpelukan dengan gemetar, sementara Miss Kunti terus tertawa di
atas dahan pohon kesemek.
Melihat
korbannya semakin ketakutan, Miss Kunti semakin keras tertawa. Baginya,
kelakuan kedua cowok itu merupakan pemandangan yang lucu. Kedua cowok itu
semakin gemetar dibuatnya.
Miss
Kunti tertawa semakin keras. Saking kerasnya tertawa, badannya sampai menjorok
ke belakang. Tiba-tiba, Miss Kunti kehilangan keseimbangan. Tubuh Miss Kunti
jatuh ke belakang, dan mendarat di bawah pohon kesemek.
Gito
dan Rodi yang melihat kejadian itu, langsung tertawa terbahak-bahak. Ketakutan
mereka hilang seketika.
“Jatuh,
Mbak?! Makanya kalau ketawa jangan keras-keras…!!” seru Gito seraya berjalan
pergi bersama Rodi, melewati Miss Kunti yang masih tergeletak di bawah pohon.
Keduanya masih tertawa-tawa.
Miss
Kunti bangun dan mengusap kepalanya yang benjol. “Uh… sialan!!” sungutnya.
“Gagal deh nakut-nakutin,,!”
~~~
Cepi
R. Dini [KucingPipush]
2 komentar:
lucu beud mbak... kunti kok bisa benjut... wkwkwk
he... masa cuma manusia yg bisa :D
Posting Komentar