Selasa, 31 Juli 2012

My Happy Ending

Aku duduk di sebuah bangku di tepi pantai. Deburan ombak di depanku terlihat begitu indah berhiaskan langit senja. Aku memejamkan mataku merasakan hembusan angin. Nyaman, sangat nyaman. Sedikit menentramkan kegalauan hatiku.
Kurasakan seseorang duduk di sampingku. Aku membuka mataku dan melihat sosok Kak Ricky. Kami berpandangan tapi tak bicara apa-apa. Aku menarik nafas dan kembali menatap ombak yang terus berdebur. Kurasa Kak Ricky juga melakukan yang sama. Kami hanya duduk diam.

Aku mengenal Kak Ricky sekitar setahun yang lalu. Cowok bernama lengkap Ricky Guntara itu adalah pemain basket idolaku. Senang sekali rasanya, waktu aku berkesempatan mengenalnya.
Entah bagaimana ceritanya, tiba-tiba saja kami jadi akrab. Awalnya, hubungan kami sebatas kakak adik. Tapi, kelamaan timbul rasa lain saat aku menatap Kak Ricky. Aku tak bisa hanya menganggapnya kakak. Aku mencintainya. Dan ternyata Kak Ricky juga merasakan yang sama.
Meskipun tanpa pernyataan, hubungan kami akhirnya tak hanya sebatas saudara. Kami punya hubungan spesial meskipun tanpa status. Sampai akhirnya, Kak Ricky mengaku sudah mempunyai tunangan yang saat ini ada di Italia. Seorang super model bernama Martha. Jelas nggak selevel sama aku. Aku sih bukan siapa-siapa. Dan rencananya, mereka akan menikah tahun ini. Rencana yang sudah diputuskan sejak tahun lalu sebelum Kak Ricky mengenalku. Aku tak tahu harus merasakan apa. Di satu sisi aku merasa tersakiti, di sisi lain aku merasa bersalah telah berhubungan dengan tunangan orang.
However, aku tak pernah menyesal mencintai Kak Ricky. Karena bagiku, Kak Ricky yang terbaik. Dia orang terbaik yang pernah singgah di hatiku. Dan hari-hari bersama kak Ricky selalu menyenangkan. Kalaupun pada akhirnya kami tak bisa bersama karena dia harus menikah dengan tunangannya, aku anggap itu takdir kami. Bagaimanapun, Kak Ricky adalah bagian dari warna hidupku. Warna yang indah dalam perjalanan hidupku. Yeah….bukankah tak semua kisah berakhir bahagia.

Minggu lalu Kak Ricky ke Italia menemui tunangannya. Hendak membicarakan perihal pernikahan mereka.
“Kamu yakin, aku harus kembali pada Martha?” tanyanya waktu itu.
“Bukankah itu yang terbaik? Kalian sudah lama bertunangan, jangan putus gara-gara aku!” balasku.
“Tapi aku cinta kamu, Cha!” balas Kak Ricky.
“Tapi ini nggak adil buat tunangan Kak Ricky,” balasku. “Aku nggak mau nyakitin dia, Kak!”
“Tapi…”
“Kak Ricky juga nggak mau nyakitin dia kan?!” potongku.
“Tapi, bukankah kita harus menikah dengan orang yang kita cintai?”
“Waktu Kak Ricky tunangan dulu, Kak Ricky cinta kan sama Martha?!” balasku.
Kak Ricky diam.
“Sudahlah Kak, kembalilah….anggap saja kita nggak pernah berhubungan,” ucapku lagi.
Kak Ricky hanya menghela nafas pendek.
Aku mengantarkan Kak Ricky sampai ke bandara. Dan mendoakan semoga semua berjalan lancar. Meskipun sakit, tapi kurasa ini yang terbaik.

Saat ini, saat aku ingin menenangkan diriku dari kegalauan karena kegagalan cintaku untuk yang kesekian kalinya, tiba-tiba saja Kak Ricky muncul. Cepet amat pulangnya. Apa sudah selesai persiapannya?
“Kapan pulang?” tanyaku membuka obrolan.
“Barusan,” jawabnya singkat.
“Gimana?”
“Aku nggak jadi nikah,” jawabnya santai.
Aku tersentak kaget. Masa sih, Kak Ricky nekad mutusin tunangannya?
“Bukan karena kamu,” ujarnya seolah tahu pikiranku.
Aku menatapnya nggak ngerti.
“Martha yang mutusin aku.” Kak Ricky menjawab kebingunganku.
“Ha? Kenapa? Kak Ricky nggak cerita tentang hubungan kita kan?!” tanyaku.
“Nggak…” jawabnya. “Aku kan udah bilang bukan gara-gara kamu, nggak ada hubungannya sama kamu.”
“T’rus?”
“Martha ketemu orang lain, mereka sudah berhubungan cukup lama dan saling cocok. Dia bilang dia nggak bisa menikah denganku, dia nggak bisa membohongi dirinya sendiri,” jelas Kak Ricky.
“Sorry to hear that,” ucapku.
             Kak Ricky tersenyum. “Kamu nggak benar-benar menyesal mendengar itu,” sahutnya.
             Aku menatapnya bingung.
“Sebenarnya kamu senang kan aku nggak jadi nikah?!” ucapnya lagi.
Aku merengut. “Memangnya aku sejahat itu? Bersenang-senang diatas kemalangan orang lain?!”
“Siapa yang malang? Nggak ada satupun yang tertimpa kemalangan,” sahutnya.
 Aku menatapnya.
“Nggak ada yang terluka disini Chacha…” ucap Kak Ricky
“Martha bahagia dengan cowok barunya, aku malah senang Martha memutuskanku sehingga aku nggak perlu menyakiti Martha. Dan kamu, aku rasa kamu lega kan, aku nggak jadi nikah! Dengan begitu, kita bisa tetap bersama.” Lanjutnya.
Aku tak menjawab. Aku kembali memandang ke arah pantai. Memandang ombak yang bergulung.
Kak Ricky memegang tanganku. “Would you marry me?” tanyanya.
Aku menatapnya kaget.“Kak Ricky serius?” tanyaku.
Kak Ricky mengangguk.
“Kak Ricky yakin mau hidup selamanya sama aku? Bagaimana kalau nanti Kak Ricky ketemu yang lebih baik  dari aku?” tanyaku.
“Aku nggak pernah mencari yang lebih baik Cha, aku yakin ingin hidup selamanya denganmu.”
“Bukankah waktu memutuskan tunangan dengan Martha dulu, Kak Ricky juga merasakan yang sama?” tanyaku.
           Kak Ricky menghela nafas. “Aku nggak pernah merasa seyakin ini sebelumnya Cha, aku bertunangan dengan Martha karena desakan keluarga kami karena kami sudah lama pacaran,” jelas Kak Ricky. “Sebenarnya kami sama-sama belum yakin, makanya kami tunangan lama banget, kami belum berani memutuskan menikah.” Tambahnya.
“Tapi, pada akhirnya kalian memutuskan menikah kan?!”
“Itu juga karena desakan keluarga,” sahutnya singkat.
“Lalu, bagaimana reaksi keluarga kalian dengan batalnya pernikahan kalian?” tanyaku.
“Untunglah semua mau mengerti dan menerima, karena memang ini yang terbaik. Sebelum semuanya berjalan semakin jauh. Pernikahan kan bukan sesuatu yang bisa dipaksakan,” jawabnya.
Aku cuma diam. Masih tak tahu harus berkata apa. Aku masih bingung dengan perubahan cerita yang begitu mendadak ini.
“Cha, kamu mau kan menikah denganku?” tanya Kak Ricky lagi, tetap memegang tanganku.
Aku menatapnya lekat.
“Mau kan Cha?” tanyanya lagi.
Aku menarik nafas. “Iya, aku mau!” jawabku singkat.
Kak Ricky tersenyum senang dan langsung memelukku.
Hm……sepertinya kali ini ceritaku gak jadi berakhir sedih. Sepertinya kali ini akan happy ending. Yeah….semua orang suka cerita happy ending.
 ~~~
Cepi R. Dini [KucingPipush], 8 Maret 2012

3 komentar:

Esa mengatakan...

gud job zizt.... :X

Kucing Pipush mengatakan...

he.. muakachi sista :)

Pendidikan/ Kesehatan mengatakan...

Ceritanya bagus😊

Posting Komentar

Template by:

Free Blog Templates