Aku duduk di sebuah bangku di
tepi pantai. Deburan ombak di depanku terlihat begitu indah berhiaskan langit
senja. Aku memejamkan mataku merasakan hembusan angin. Nyaman, sangat nyaman.
Sedikit menentramkan kegalauan hatiku.
Kurasakan seseorang duduk di sampingku.
Aku membuka mataku dan melihat sosok Kak Ricky. Kami berpandangan tapi tak
bicara apa-apa. Aku menarik nafas dan kembali menatap ombak yang terus
berdebur. Kurasa Kak Ricky juga melakukan yang sama. Kami hanya duduk diam.
Aku mengenal Kak Ricky sekitar
setahun yang lalu. Cowok bernama lengkap Ricky Guntara itu adalah pemain basket
idolaku. Senang sekali rasanya, waktu aku berkesempatan mengenalnya.
Entah bagaimana ceritanya,
tiba-tiba saja kami jadi akrab. Awalnya, hubungan kami sebatas kakak adik.
Tapi, kelamaan timbul rasa lain saat aku menatap Kak Ricky. Aku tak bisa hanya
menganggapnya kakak. Aku mencintainya. Dan ternyata Kak Ricky juga merasakan
yang sama.
Meskipun tanpa pernyataan,
hubungan kami akhirnya tak hanya sebatas saudara. Kami punya hubungan spesial
meskipun tanpa status. Sampai akhirnya, Kak Ricky mengaku sudah mempunyai
tunangan yang saat ini ada di Italia. Seorang super model bernama Martha. Jelas
nggak selevel sama aku. Aku sih bukan siapa-siapa. Dan rencananya, mereka akan menikah
tahun ini. Rencana yang sudah diputuskan sejak tahun lalu sebelum Kak Ricky
mengenalku. Aku tak tahu harus merasakan apa. Di satu sisi aku merasa
tersakiti, di sisi lain aku merasa bersalah telah berhubungan dengan tunangan
orang.
However, aku tak pernah menyesal
mencintai Kak Ricky. Karena bagiku, Kak Ricky yang terbaik. Dia orang terbaik
yang pernah singgah di hatiku. Dan hari-hari bersama kak Ricky selalu
menyenangkan. Kalaupun pada akhirnya kami tak
bisa bersama karena dia harus menikah dengan tunangannya, aku anggap itu takdir
kami. Bagaimanapun, Kak Ricky adalah bagian dari warna hidupku. Warna yang
indah dalam perjalanan hidupku. Yeah….bukankah tak semua kisah berakhir bahagia.
Minggu lalu Kak Ricky ke Italia
menemui tunangannya. Hendak membicarakan perihal pernikahan mereka.
“Kamu yakin, aku harus kembali
pada Martha?” tanyanya waktu itu.
“Bukankah itu yang terbaik? Kalian sudah lama bertunangan, jangan putus gara-gara aku!” balasku.
“Tapi aku cinta kamu, Cha!” balas
Kak Ricky.
“Tapi ini nggak adil buat
tunangan Kak Ricky,” balasku. “Aku nggak mau nyakitin dia, Kak!”
“Tapi…”
“Kak Ricky juga nggak mau
nyakitin dia kan?!” potongku.
“Tapi, bukankah kita harus
menikah dengan orang yang kita cintai?”
“Waktu Kak Ricky tunangan dulu,
Kak Ricky cinta kan sama Martha?!” balasku.
Kak Ricky diam.
Kak Ricky diam.
“Sudahlah Kak, kembalilah….anggap
saja kita nggak pernah berhubungan,” ucapku lagi.
Kak Ricky hanya menghela nafas pendek.
Kak Ricky hanya menghela nafas pendek.
Aku mengantarkan Kak Ricky sampai
ke bandara. Dan mendoakan semoga semua berjalan lancar. Meskipun sakit, tapi
kurasa ini yang terbaik.
Saat ini, saat aku ingin
menenangkan diriku dari kegalauan karena kegagalan cintaku untuk yang kesekian
kalinya, tiba-tiba saja Kak Ricky muncul. Cepet amat pulangnya. Apa sudah
selesai persiapannya?
“Kapan pulang?” tanyaku membuka
obrolan.
“Barusan,” jawabnya singkat.
“Gimana?”
“Aku nggak jadi nikah,” jawabnya
santai.
Aku tersentak kaget. Masa sih, Kak
Ricky nekad mutusin tunangannya?
“Bukan karena kamu,” ujarnya
seolah tahu pikiranku.
Aku menatapnya nggak ngerti.
“Martha yang mutusin aku.” Kak
Ricky menjawab kebingunganku.
“Ha? Kenapa? Kak Ricky nggak
cerita tentang hubungan kita kan?!” tanyaku.
“Nggak…” jawabnya. “Aku kan udah
bilang bukan gara-gara kamu, nggak ada hubungannya sama kamu.”
“T’rus?”
“Martha ketemu orang lain, mereka
sudah berhubungan cukup lama dan saling cocok. Dia bilang dia nggak bisa
menikah denganku, dia nggak bisa membohongi dirinya sendiri,” jelas Kak Ricky.
“Sorry to hear that,” ucapku.
Kak Ricky tersenyum. “Kamu nggak benar-benar menyesal
mendengar itu,” sahutnya.
Aku menatapnya bingung.
Aku menatapnya bingung.
“Sebenarnya kamu senang kan aku
nggak jadi nikah?!” ucapnya lagi.
Aku merengut. “Memangnya aku
sejahat itu? Bersenang-senang diatas kemalangan orang lain?!”
“Siapa yang malang? Nggak ada
satupun yang tertimpa kemalangan,” sahutnya.
Aku menatapnya.
Aku menatapnya.
“Nggak ada yang terluka disini
Chacha…” ucap Kak Ricky
“Martha bahagia dengan cowok
barunya, aku malah senang Martha memutuskanku sehingga aku nggak perlu
menyakiti Martha. Dan kamu, aku rasa kamu lega kan, aku nggak jadi nikah!
Dengan begitu, kita bisa tetap bersama.” Lanjutnya.
Aku tak menjawab. Aku kembali
memandang ke arah pantai. Memandang ombak yang bergulung.
Kak Ricky memegang tanganku.
“Would you marry me?” tanyanya.
Aku menatapnya kaget.“Kak Ricky
serius?” tanyaku.
Kak Ricky mengangguk.
Kak Ricky mengangguk.
“Kak Ricky yakin mau hidup
selamanya sama aku? Bagaimana kalau nanti Kak Ricky ketemu yang lebih baik dari aku?” tanyaku.
“Aku nggak pernah mencari yang
lebih baik Cha, aku yakin ingin hidup selamanya denganmu.”
“Bukankah waktu memutuskan
tunangan dengan Martha dulu, Kak Ricky juga merasakan yang sama?” tanyaku.
Kak Ricky menghela nafas. “Aku nggak pernah merasa seyakin
ini sebelumnya Cha, aku bertunangan dengan Martha karena desakan keluarga kami
karena kami sudah lama pacaran,” jelas Kak Ricky. “Sebenarnya kami sama-sama
belum yakin, makanya kami tunangan lama banget, kami belum berani memutuskan
menikah.” Tambahnya.
“Tapi, pada akhirnya kalian
memutuskan menikah kan?!”
“Itu juga karena desakan keluarga,”
sahutnya singkat.
“Lalu, bagaimana reaksi keluarga
kalian dengan batalnya pernikahan kalian?” tanyaku.
“Untunglah semua mau mengerti dan
menerima, karena memang ini yang terbaik. Sebelum semuanya berjalan semakin
jauh. Pernikahan kan bukan sesuatu yang bisa dipaksakan,” jawabnya.
Aku cuma diam. Masih tak tahu
harus berkata apa. Aku masih bingung dengan perubahan cerita yang begitu
mendadak ini.
“Cha, kamu mau kan menikah
denganku?” tanya Kak Ricky lagi, tetap memegang tanganku.
Aku menatapnya lekat.
“Mau kan Cha?” tanyanya lagi.
Aku menarik nafas. “Iya, aku
mau!” jawabku singkat.
Kak Ricky tersenyum senang dan
langsung memelukku.
Hm……sepertinya kali ini ceritaku
gak jadi berakhir sedih. Sepertinya kali ini akan happy ending. Yeah….semua
orang suka cerita happy ending.
~~~
Cepi
R. Dini [KucingPipush], 8 Maret 2012
3 komentar:
gud job zizt.... :X
he.. muakachi sista :)
Ceritanya bagus😊
Posting Komentar