Selasa, 13 November 2012

Malam Halloween


“Apa kalian pernah mendengar cerita tentang manusia serigala?” tanya Marvel pada teman-teman sekelas.
“Sering, di film-film.” sahut Maya.
“Tapi ini bukan film,” sahut Marvel. “Ini nyata,” tambahnya.
Teman-teman memandang Marvel tak percaya.
“Mana ada manusia serigala di dunia ini?” sanggah Rika.
“Kau pasti mengada-ada!” seru Raka menambahkan.
“Aku tidak mengada-ada!” seru Marvel. “Ini sungguhan,”
“Bagaimana ceritanya?” tanyaku mengikuti obrolan mereka.
Marvel menatapku. “Kau benar-benar ingin dengar?” tanyanya.
“Kalau memang ceritanya benar-benar ada,” sahutku santai.
“Tentu saja benar-benar ada,” sergahnya.
“Kalau begitu, apa yang kau tunggu? Cepat ceritakan,” desakku.

“Di suatu tempat bernama Hillside di Amerika, terdapat suatu legenda,” Marvel mulai bercerita. “Setiap anak yang lahir tepat pada malam Halloween, tanggal 31 OKtober, maka anak itu akan menjadi manusia serigala,”
“Ha? Bagaimana ceritanya? Kok, bisa begitu?” potong Damian.
“Itu semacam kutukan sejak berabad-abad yang lalu,” jawab Marvel.
“Jadi, setiap ada bayi yang lahir tepat pada malam Halloween, dia langsung jadi manusia serigala, begitu?” tanya Maya.
“Bayi itu akan menjadi manusia serigala saat tumbuh dewasa. Saat bulan purnama penuh bertepatan dengan malam Halloween,” jawab Marvel.
“Jadi harus menunggu anak itu dewasa dulu. Lalu, bagaimana orang-orang bisa yakin kalau anak itu akan jadi manusia serigala saat dewasa?” tanya Rika.
“Karena itu selalu terjadi sejak ratusan tahun,” jawab Marvel. “Makanya, setiap ada bayi yang lahir di malam Halloween, penduduk pasti membunuh bayi itu,” jelas Marvel.
“Yang benar? Kejam sekali penduduk itu!” seru Maya bergididk. “Padahal, itu kan cuma bayi tak berdosa!” protesnya.
“Bayi tak berdosa yang akan membantai penduduk saat dewasa nanti,” balas Marvel.
“Jadi, apa yang menarik bila semua ‘calon manusia serigala’ sudah dibunuh? Berarti sudah tidak ada manusia serigala lagi kan?” tanyaku.
“Tunggu dulu! Aku belum selesai cerita,” sahut Marvel. “Sekitar 17 tahun lalu, ada seorang bayi perempuan yang lahir pada malam Halloween di Hillside. Tapi karena orang tua bayi itu adalah orang asing yang sedang berkunjung, maka tak ada penduduk yang mengetahui keberadaan bayi itu kecuali pengurus rumah yang ditinggali kedua orang asing tersebut. Sebelum penduduk mengetahui keberadaan bayi tersebut, kedua orang itu membawa pergi bayi mereka pergi dari Hillside. Dan kutukan manusia serigala itu, akan terus mengikuti kemana pun bayi itu pergi,”
“Jadi, meskipun sudah meninggalkan Hillside, bayi tersebut akan tetap menjadi manusia serigala saat dewasa?” tanya Maya.
“Begitulah yang kudengar,” jawab Marvel.
“Kamu dengar cerita itu dari mana?” tanyaku.
“Kakakku kan, jurnalis,” jawab Marvel. “Baru-baru ini dia ditugaskan menyelidiki legenda yang berbau mistis di wilayah Amerika. Dan legenda kutukan manusia serigala Hillside itu salah satunya,”
“Lalu, di mana bayi itu sekarang?” tanya Damian.
Marvel mengangkat bahu. “Dia bisa di mana saja, termasuk di sini, di Indonesia,” ucapnya.
“Hei…! Jangan menakut-nakuti, dong..!” serua Maya bergidik.
Marvel tertawa keras.
“Ah…, sudahlah..! tak usah membahas manusia serigala lagi. Bagaimana rencana pesta Halloween kita?” tanya Damian mengalihkan. “Kita jadi kan, mengadakan pesta Halloween di rumah Ciara?”
“Bagaimana Ciara?” tanya Maya padaku.
“Tentu saja! Itu kan bertepatan ulang tahunku,” jawabku. “Tapi, itu kalau kalian tidak keberatan datang ke Bukit Serigala,” tambahku.
“Eh, rumahmu benar-benar di Bukit Serigala?” tanya Marvel.
Aku mengangguk mantap. “Jangan bilang kalian takut ke sana,” ucapku setengah mengejek.
“Tentu saja tidak,” tukas Damian. “Bukit Serigala sama seperti daerah lain, hanya namanya saja yang agak menyeramkan.” Tanbahnya.
“Tapi di sana benar-benar tidak ada serigala, kan?” tanya Maya.
Aku tersenyum kecil. “Kalian buktikan saja sendiri,” ucapku.
                              ***
Awan gelap masih menyelimuti langit senja. Sebentar lagi matahari akan benar-benar tenggelam. Jika awan bersedia menyingkir, maka bulan purnama sempurna akan bersinar terang pada malam ini. Tentu akan menjadi malam Halloween yang sempurna.
Matahari benar-benar telah tenggelam. Kini kegelapan pekat menyelimuti. Awan gelap belum juga bersedia menyingkir. Menghalangi cahaya bulan purnama sempurna yang seharusnya menyinari malam ini.
Aku melangkah mengelilingi rumahku yang luas. Aku tinggal sendiri di rumah sebesar ini. Orang tuaku meninggalkanku beberapa tahun yang lalu setelah mereka melihat suatu keanehan terjadi padaku. Mereka jadi takut padaku dan meninggalkan aku sendiri di sini.
Hh… untuk apa memikirkan orang tuaku yang sudah tak peduli padaku. Sebentar lagi teman-temanku akan datang. Lebih baik aku bersiap-siap menyambut kedatangan tamu-tamuku.
                             
Jarum jam menunjukkan pukul sepuluh malam. Jam menara tua di ruang tengah berdentang sepuluh kali. Di luar, langit cerah tanpa awan sedikit pun yang menghalangi bulan purnama sempurna bersinar terang.
“Ting… tong…! Ting… tong…!”
Suara bel terdengar dari pintu depan. Aku melangkah turun ke lantai bawah untuk menyambut tamu-tamuku.
“Happy Birthday…! Happy Halloween…!” Teman-temanku langsung berseru begitu aku membuka pintu untuk mereka.
“Wow… Ciara! Kostummu hebat sekali!” seru Damian setelah melihatku dengan kostum manusia serigala.
Aku tak menjawab. Hanya menyeringai seraya mempersilakan tamu-tamuku masuk.
                              ***
Maya berlari di lorong panjang yang gelap itu. Satu-satunya cahaya berasal dari sinar bulan purnama yang membersit melalui kaca jendela besar yang ada di sepanjang bangunan rumah. Nafasnya terengah-engah. Di samping kanan kirinya ia dapat melihat tubuh teman-temannya yang sudah tak bernyawa. Tubuh mereka tampak tercabik-cabik. Maya menggigil ketakutan. Bingung hendak lari kemana. Sementara suara auman serigala terdengar jelas di telinganya.
“Kyaaa…!” Maya berteriak ketika sebuah bayangan hitam muncul di hadapannya.
“Kyaaa……!” secara bersamaan, bayangan hitam itu juga berteriak ketakutan. Sejenak keduanya terdiam, dan bernafas sedikit lega begitu menyadari bahwa yang ada di depannya adalah temannya sendiri.
“Marvel! Kau membuatku takut!” seru Maya. Wajahnya tampak sangat ketakutan.
“Aku juga takut,” sahut Marvel. “Bagaimana keadaan teman-teman kita?” tanya Marvel.
Maya menggeleng pelan. “Sepertinya semua teman kita sudah meninggal,” jawabnya pelan. “Kita harus segera keluar dari sini!” seru Maya panik.
“Tapi bagaimana caranya? Aku sudah berputar-putar, tapi tak menemukan jalan keluar. Semua jalan keluar dari rumah ini terkunci,” balas Marvel.
Suara auman serigala kembali mereka dengar. Mereka berdua berpelukan sambil menggigil ketakutan.
“Pokoknya kita harus mencari jalan keluar dari sini!” seru Maya panik seraya menarik tangan Marvel berlari melewati lorong panjang itu.
Di sana-sini mereka mendapati tubuh teman-teman mereka yang tergeletak tak bernyawa dengan luka cabikan mengerikan di sekujur tubuh mereka.
“Rasanya aku masih belum percaya manusia serigala benar-benar ada,” ucap Marvel.
“Bagaimana mungkin kamu belum percaya setelah melihat dengan mata kepalamu sendiri?” tanya Maya. “Di depan mata kita, ia mencabik-cabik teman-teman kita!” seru Maya lagi.
Suara auman serigala terdengar semakin dekat. Suara langkah kaki yang berat terdengar jelas mendekati mereka.
“Kyaaa….!!” Mereka menjerit bersama melihat sosok yang kini sudah berdiri di hadapan mereka.
Serta merta mereka berlari ketakutan menyusuri lorong-lorong di seluruh penjuru rumah. Mereka terus berlari menghindar dari…… ku.
Ya! Mereka berlari menghindariku. Mereka berlari menghindariku yang kini telah menjelma menjadi manusia serigala yang sangat lapar, yang akan mencabik-cabik mereka seperti aku mencabik teman-teman mereka.
Cerita manusia serigala yang diceritakan Marvel bukanlah isapan jempol belaka. Cerita itu benar-benar nyata. Akulah bayi perempuan yang lahir di Hillside tepat di malam Halloween 17 tahun yang lalu. Dan kini setelah dewasa, aku menjelma menjadi manusia serigala.
Hanya satu kesalahan dalam cerita Marvel. Aku tak perlu menunggu bulan purnama bersinar sempurna tepat di malam Halloween untuk berubah menjadi manusia serigala. Aku bisa menjadi manusia serigala setiap kali bulan purnama menampakkan dirinya. Hanya saja, di saat bulan purnama sempurna muncul pada malam Halloween, kekuatanku semakin bertambah.  Dan aku pun semakin lapar.
Mereka terus berlari berusaha menyelamatkan diri dariku. Tapi perbuatan mereka sia-sia. Mereka tak akan bisa lari dariku. Tak akan bisa.
                              ~~~

Cepi R Dini

0 komentar:

Posting Komentar

Template by:

Free Blog Templates