“Apa kalian pernah mendengar cerita tentang manusia serigala?” tanya
Marvel pada teman-teman sekelas.
“Sering, di film-film.” sahut Maya.
“Tapi ini bukan film,” sahut Marvel. “Ini nyata,” tambahnya.
Teman-teman memandang Marvel tak percaya.
“Mana ada manusia serigala di dunia ini?” sanggah Rika.
“Kau pasti mengada-ada!” seru Raka menambahkan.
“Aku tidak mengada-ada!” seru Marvel. “Ini sungguhan,”
“Bagaimana ceritanya?” tanyaku mengikuti obrolan mereka.
Marvel menatapku. “Kau benar-benar ingin dengar?” tanyanya.
“Kalau memang ceritanya benar-benar ada,” sahutku santai.
“Tentu saja benar-benar ada,” sergahnya.
“Kalau begitu, apa yang kau tunggu? Cepat ceritakan,” desakku.
“Di suatu tempat bernama Hillside di Amerika, terdapat suatu
legenda,” Marvel mulai bercerita. “Setiap anak yang lahir tepat pada malam
Halloween, tanggal 31 OKtober, maka anak itu akan menjadi manusia serigala,”
“Ha? Bagaimana ceritanya? Kok, bisa begitu?” potong Damian.
“Itu semacam kutukan sejak berabad-abad yang lalu,” jawab Marvel.
“Jadi, setiap ada bayi yang lahir tepat pada malam Halloween, dia
langsung jadi manusia serigala, begitu?” tanya Maya.
“Bayi itu akan menjadi manusia serigala saat tumbuh dewasa. Saat
bulan purnama penuh bertepatan dengan malam Halloween,” jawab Marvel.
“Jadi harus menunggu anak itu dewasa dulu. Lalu, bagaimana
orang-orang bisa yakin kalau anak itu akan jadi manusia serigala saat dewasa?”
tanya Rika.
“Karena itu selalu terjadi sejak ratusan tahun,” jawab Marvel.
“Makanya, setiap ada bayi yang lahir di malam Halloween, penduduk pasti
membunuh bayi itu,” jelas Marvel.
“Yang benar? Kejam sekali penduduk itu!” seru Maya bergididk.
“Padahal, itu kan cuma bayi tak berdosa!” protesnya.
“Bayi tak berdosa yang akan membantai penduduk saat dewasa nanti,”
balas Marvel.
“Jadi, apa yang menarik bila semua ‘calon manusia serigala’ sudah
dibunuh? Berarti sudah tidak ada manusia serigala lagi kan?” tanyaku.
“Tunggu dulu! Aku belum selesai cerita,” sahut Marvel. “Sekitar 17
tahun lalu, ada seorang bayi perempuan yang lahir pada malam Halloween di
Hillside. Tapi karena orang tua bayi itu adalah orang asing yang sedang
berkunjung, maka tak ada penduduk yang mengetahui keberadaan bayi itu kecuali
pengurus rumah yang ditinggali kedua orang asing tersebut. Sebelum penduduk
mengetahui keberadaan bayi tersebut, kedua orang itu membawa pergi bayi mereka pergi
dari Hillside. Dan kutukan manusia serigala itu, akan terus mengikuti kemana
pun bayi itu pergi,”
“Jadi, meskipun sudah meninggalkan Hillside, bayi tersebut akan
tetap menjadi manusia serigala saat dewasa?” tanya Maya.
“Begitulah yang kudengar,” jawab Marvel.
“Kamu dengar cerita itu dari mana?” tanyaku.
“Kakakku kan, jurnalis,” jawab Marvel. “Baru-baru ini dia ditugaskan
menyelidiki legenda yang berbau mistis di wilayah Amerika. Dan legenda kutukan
manusia serigala Hillside itu salah satunya,”
“Lalu, di mana bayi itu sekarang?” tanya Damian.
Marvel mengangkat bahu. “Dia bisa di mana saja, termasuk di sini, di
Indonesia,” ucapnya.
“Hei…! Jangan menakut-nakuti, dong..!” serua Maya bergidik.
Marvel tertawa keras.
“Ah…, sudahlah..! tak usah membahas manusia serigala lagi. Bagaimana
rencana pesta Halloween kita?” tanya Damian mengalihkan. “Kita jadi kan,
mengadakan pesta Halloween di rumah Ciara?”
“Bagaimana Ciara?” tanya Maya padaku.
“Tentu saja! Itu kan bertepatan ulang tahunku,” jawabku. “Tapi, itu kalau
kalian tidak keberatan datang ke Bukit Serigala,” tambahku.
“Eh, rumahmu benar-benar di Bukit Serigala?” tanya Marvel.
Aku mengangguk mantap. “Jangan bilang kalian takut ke sana,” ucapku
setengah mengejek.
“Tentu saja tidak,” tukas Damian. “Bukit Serigala sama seperti
daerah lain, hanya namanya saja yang agak menyeramkan.” Tanbahnya.
“Tapi di sana benar-benar tidak ada serigala, kan?” tanya Maya.
Aku tersenyum kecil. “Kalian buktikan saja sendiri,” ucapku.
***
Awan gelap masih menyelimuti langit senja. Sebentar lagi matahari
akan benar-benar tenggelam. Jika awan bersedia menyingkir, maka bulan purnama
sempurna akan bersinar terang pada malam ini. Tentu akan menjadi malam
Halloween yang sempurna.
Matahari benar-benar telah tenggelam. Kini kegelapan pekat
menyelimuti. Awan gelap belum juga bersedia menyingkir. Menghalangi cahaya
bulan purnama sempurna yang seharusnya menyinari malam ini.
Aku melangkah mengelilingi rumahku yang luas. Aku tinggal sendiri di
rumah sebesar ini. Orang tuaku meninggalkanku beberapa tahun yang lalu setelah
mereka melihat suatu keanehan terjadi padaku. Mereka jadi takut padaku dan
meninggalkan aku sendiri di sini.
Hh… untuk apa memikirkan orang tuaku yang sudah tak peduli padaku.
Sebentar lagi teman-temanku akan datang. Lebih baik aku bersiap-siap menyambut
kedatangan tamu-tamuku.
Jarum jam menunjukkan pukul sepuluh malam. Jam menara tua di ruang
tengah berdentang sepuluh kali. Di luar, langit cerah tanpa awan sedikit pun
yang menghalangi bulan purnama sempurna bersinar terang.
“Ting… tong…! Ting… tong…!”
Suara bel terdengar dari pintu depan. Aku melangkah turun ke lantai
bawah untuk menyambut tamu-tamuku.
“Happy Birthday…! Happy Halloween…!” Teman-temanku langsung berseru
begitu aku membuka pintu untuk mereka.
“Wow… Ciara! Kostummu hebat sekali!” seru Damian setelah melihatku
dengan kostum manusia serigala.
Aku tak menjawab. Hanya menyeringai seraya mempersilakan tamu-tamuku
masuk.
***
Maya berlari di lorong panjang yang gelap itu. Satu-satunya cahaya
berasal dari sinar bulan purnama yang membersit melalui kaca jendela besar yang
ada di sepanjang bangunan rumah. Nafasnya terengah-engah. Di samping kanan
kirinya ia dapat melihat tubuh teman-temannya yang sudah tak bernyawa. Tubuh
mereka tampak tercabik-cabik. Maya menggigil ketakutan. Bingung hendak lari
kemana. Sementara suara auman serigala terdengar jelas di telinganya.
“Kyaaa…!” Maya berteriak ketika sebuah bayangan hitam muncul di
hadapannya.
“Kyaaa……!” secara bersamaan, bayangan hitam itu juga berteriak
ketakutan. Sejenak keduanya terdiam, dan bernafas sedikit lega begitu menyadari
bahwa yang ada di depannya adalah temannya sendiri.
“Marvel! Kau membuatku takut!” seru Maya. Wajahnya tampak sangat
ketakutan.
“Aku juga takut,” sahut Marvel. “Bagaimana keadaan teman-teman
kita?” tanya Marvel.
Maya menggeleng pelan. “Sepertinya semua teman kita sudah
meninggal,” jawabnya pelan. “Kita harus segera keluar dari sini!” seru Maya
panik.
“Tapi bagaimana caranya? Aku sudah berputar-putar, tapi tak
menemukan jalan keluar. Semua jalan keluar dari rumah ini terkunci,” balas
Marvel.
Suara auman serigala kembali mereka dengar. Mereka berdua berpelukan
sambil menggigil ketakutan.
“Pokoknya kita harus mencari jalan keluar dari sini!” seru Maya
panik seraya menarik tangan Marvel berlari melewati lorong panjang itu.
Di sana-sini mereka mendapati tubuh teman-teman mereka yang
tergeletak tak bernyawa dengan luka cabikan mengerikan di sekujur tubuh mereka.
“Rasanya aku masih belum percaya manusia serigala benar-benar ada,”
ucap Marvel.
“Bagaimana mungkin kamu belum percaya setelah melihat dengan mata
kepalamu sendiri?” tanya Maya. “Di depan mata kita, ia mencabik-cabik
teman-teman kita!” seru Maya lagi.
Suara auman serigala terdengar semakin dekat. Suara langkah kaki
yang berat terdengar jelas mendekati mereka.
“Kyaaa….!!” Mereka menjerit bersama melihat sosok yang kini sudah
berdiri di hadapan mereka.
Serta merta mereka berlari ketakutan menyusuri lorong-lorong di
seluruh penjuru rumah. Mereka terus berlari menghindar dari…… ku.
Ya! Mereka berlari menghindariku. Mereka berlari menghindariku yang
kini telah menjelma menjadi manusia serigala yang sangat lapar, yang akan
mencabik-cabik mereka seperti aku mencabik teman-teman mereka.
Cerita manusia serigala yang diceritakan Marvel bukanlah isapan
jempol belaka. Cerita itu benar-benar nyata. Akulah bayi perempuan yang lahir
di Hillside tepat di malam Halloween 17 tahun yang lalu. Dan kini setelah
dewasa, aku menjelma menjadi manusia serigala.
Hanya satu kesalahan dalam cerita Marvel. Aku tak perlu menunggu
bulan purnama bersinar sempurna tepat di malam Halloween untuk berubah menjadi
manusia serigala. Aku bisa menjadi manusia serigala setiap kali bulan purnama
menampakkan dirinya. Hanya saja, di saat bulan purnama sempurna muncul pada
malam Halloween, kekuatanku semakin bertambah.
Dan aku pun semakin lapar.
Mereka terus berlari berusaha menyelamatkan diri dariku. Tapi
perbuatan mereka sia-sia. Mereka tak akan bisa lari dariku. Tak akan bisa.
~~~
Cepi R Dini
0 komentar:
Posting Komentar