Aku
menatap undangan pernikahan yang baru kuterima di tanganku. Sebuah nama yang
dulu pernah singgah di hatiku dan menghiasi hari-hariku terukir indah di dalam
undangan itu. Henry Irawan. Lelaki tampan berwajah oriental yang sangat baik
hati dan pendiam. Sosok sempurna yang pernah kucintai, namun tak dapat
kumiliki.
Masih
teringat jelas dalam benakku masa-masa indahku bersamanya. Aku bahkan masih
sangat mengingat saat pertama aku mengenalnya secara langsung.